Dalam putusan pengadilan baru-baru ini, seorang remaja berusia 18 tahun dari Oxford diidentifikasi sebagai anggota kolektif kejahatan dunia maya internasional yang bertanggung jawab atas serangkaian peretasan yang menargetkan perusahaan teknologi besar, termasuk Rockstar Games. Menurut laporan BBC, Arion Kurtaj, seorang tokoh terkemuka dalam kelompok Lapsus$, terlibat dalam pelanggaran yang juga mempengaruhi Uber dan Nvidia.
Keterlibatan Kurtaj bahkan mencakup bocornya kutipan Grand Theft Auto 6 saat keluar dengan jaminan di hotel Travelodge menggunakan Amazon Fire Stick yang dia temukan. Psikiater menganggap Kurtaj tidak layak untuk diadili, sehingga dia tidak hadir dalam persidangan sebagai saksi. Fokus pengadilan adalah menentukan kesalahannya daripada menilai niat kriminal.
Individu lain, seorang remaja berusia 17 tahun yang juga termasuk dalam spektrum autisme, menghadapi hukuman karena berpartisipasi dalam operasi Lapsus$. Namun karena batasan hukum terkait usia mereka, identitas mereka tetap dirahasiakan. Disebut sebagai "bandit digital", geng yang berbasis di Inggris dan konon berasal dari Brasil ini sebagian besar terdiri dari remaja yang memadukan taktik peretasan untuk menyusup ke perusahaan multinasional seperti Microsoft dan Revolut. Sepanjang aksi peretasan mereka, geng tersebut mengejek korbannya di Telegram dalam bahasa Inggris dan Portugis.
Kurtaj tidak hanya memeras BT Group, penyedia layanan broadband terbesar di Inggris, namun juga menuntut uang tebusan sebesar $4 juta dari penyedia layanan seluler Inggris EE. Dengan berani, dia bahkan meretas server cloud Kepolisian Kota London, dengan serangan terakhir terjadi hanya beberapa hari setelah penangkapan Kurtaj karena pelanggaran Take-Two.
Meskipun semua bisnis yang terkena dampak mengalami dampak yang cukup besar, Take-Two Interactive menanggung dampak yang paling parah. Kebocoran target tanggal rilis dan peta dalam game GTA 6 oleh Kurtaj berdampak signifikan pada harga saham perusahaan. Beberapa pemain bahkan menggunakan informasi yang bocor untuk membuat ulang bagian peta game. Insiden itu memicu penyelidikan FBI.
Tindakan kelompok ini mendorong peninjauan kembali oleh otoritas siber AS, sehingga mengungkap kerentanan pertahanan, khususnya terkait peretas muda. Besaran keuntungan Lapsus$ masih belum jelas, karena perusahaan-perusahaan yang terkena dampak belum mengungkapkan pembayaran apa pun yang dilakukan kepada kelompok tersebut. Hukuman terhadap remaja tersebut akan ditentukan di kemudian hari. Meski Kurtaj saat ini ditahan, remaja berusia 17 tahun itu tetap dibebaskan dengan jaminan. Selain itu, pihak berwenang Brasil telah menangkap seseorang yang dicurigai terlibat dalam kegiatan Lapsus$.
Terlepas dari informasi yang diduga dibocorkan oleh Kurtaj dan anggota Lapsus$ lainnya, saat ini sangat sedikit yang diketahui tentang judul GTA yang akan datang. Meskipun demikian, pernyataan dari Take-Two menunjukkan bahwa tanggal rilis mungkin sudah dekat, meskipun kemungkinan besar penggemar tidak akan melihat game tersebut paling cepat sebelum tahun 2024.
Dalam berita terkait, orang yang membocorkan 45 menit pertama Starfield baru-baru ini ditangkap atas tuduhan kejahatan.
Kasus Arion Kurtaj dan kelompok Lapsus$ menyoroti meningkatnya ancaman kejahatan siber dan perlunya peningkatan langkah-langkah keamanan siber. Dengan semakin canggih dan terorganisirnya peretas, penting bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam sistem keamanan yang kuat guna melindungi data sensitif dan kekayaan intelektual mereka.
Lebih lanjut, kasus ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai rehabilitasi dan penghukuman terhadap hacker muda. Meskipun penting untuk meminta pertanggungjawaban individu atas tindakan mereka, mengatasi permasalahan mendasar yang mungkin berkontribusi terhadap keterlibatan mereka dalam kejahatan dunia maya juga sama pentingnya. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada peretas muda dapat membantu mengarahkan keterampilan mereka ke arah yang lebih positif dan legal, sehingga pada akhirnya bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.
Kesimpulannya, putusan pengadilan yang melibatkan Arion Kurtaj dan kelompok Lapsus$ menyoroti konsekuensi serius kejahatan dunia maya dan perlunya langkah-langkah keamanan siber yang lebih kuat. Hal ini berfungsi sebagai pengingat bahwa tidak ada perusahaan yang kebal terhadap serangan peretasan dan menekankan pentingnya tindakan proaktif untuk melindungi data sensitif. Selain itu, laporan ini menyoroti perlunya rehabilitasi dan dukungan bagi peretas muda untuk mencegah mereka terlibat dalam aktivitas ilegal di masa depan.