Dalam beberapa tahun terakhir, ada kekhawatiran yang berkembang atas dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja. Beberapa ahli percaya bahwa penggunaan platform media sosial secara terus-menerus dapat berkontribusi pada perasaan cemas, depresi, dan rendah diri. Menanggapi kekhawatiran ini, banyak perusahaan teknologi telah memperkenalkan kontrol orang tua baru untuk membantu orang tua memantau penggunaan media sosial anak-anak mereka.
Kontrol orang tua yang baru ini memungkinkan orang tua untuk menetapkan batasan jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak mereka di media sosial, serta memantau konten yang mereka lihat. Beberapa platform juga menyediakan alat bagi orang tua untuk memblokir jenis konten tertentu, seperti materi kekerasan atau seksual eksplisit.
Meskipun kontrol orang tua ini dapat membantu dalam membatasi paparan konten yang berpotensi berbahaya, penting untuk diingat bahwa kontrol tersebut bukanlah pengganti komunikasi terbuka antara orang tua dan anak-anak mereka. Orang tua harus berbicara dengan anak-anak mereka tentang risiko yang terkait dengan penggunaan media sosial dan mendorong mereka untuk memperhatikan perilaku online mereka.
Selain kontrol orang tua, ada langkah lain yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan kesehatan mental anak. Mendorong aktivitas fisik, menghabiskan waktu di luar rumah, dan membina hubungan positif dengan keluarga dan teman dapat membantu mengurangi perasaan stres dan kecemasan.
Pada akhirnya, terserah pada orang tua untuk memutuskan apa yang terbaik untuk anak-anak mereka terkait penggunaan media sosial. Dengan tetap mendapatkan informasi dan terlibat dalam aktivitas online anak-anak mereka, orang tua dapat membantu mempromosikan kebiasaan sehat dan melindungi kesehatan mental anak-anak mereka.